BRI Sukses Cetak Laba Rp 15,98 T di Triwulan I 2024, Ini Pemicunya
Thursday, April 25, 2024       11:49 WIB

Jakarta, detikfinance - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk () membukukan pertumbuhan laba yang positif. Tercatat hingga akhir Triwulan I 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan I 2024 di Jakarta (25/4) mengungkapkan BRI akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global. Selain itu, di saat yang bersamaan BRI juga akan lebih fokus pada tantangan domestik.
"Saat ini kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi, dikarenakan The Fed diperkirakan akan lebih lama mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk meredam laju inflasi di AS. Di sisi lain tensi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas membuat investor memindahkan asetnya ke 'safe haven' sehingga menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar serta Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG )," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2024).
"Perseroan melihat kondisi ekonomi nasional saat ini memiliki daya tahan terhadap stabilitas ekonomi global dan BRI berkomitmen untuk mendukung program program pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri," tambahnya.
Salah satu bentuk upaya BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya pada segmen UMKM . Upaya ini diwujudkan BRI melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
Hingga akhir Maret 2024, BRI tercatat berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year. Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% di antaranya atau sejumlah Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM .
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset BRI. Tercatat aset BRI mencapai Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
"BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan BRI kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB di kisaran 61%," tutur Sunarso.
Jika dirincikan, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif. Segmen mikro tercatat tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp 622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62% yoy menjadi Rp 193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06% yoy menjadi Rp 272,85 triliun, dan segmen korporasi tumbuh 15,10% yoy menjadi Rp 219,24 triliun.
Walaupun BRI mampu mendorong penyaluran kredit tumbuh double digit, nyatanya BRI tetap mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Tercatat hingga akhir Triwulan I 2024, rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali di kisaran 3,11% dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik, dari 16,39% di akhir Triwulan I 2023 menjadi 12,70% di akhir Triwulan I 2024.
"Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM , NPL di kisaran 3% tersebut merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip risk management yang prudent," ungkap Sunarso.
Adapun dari sisi liabilitas, BRI mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80% yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah ( atau Current Account Savings Account) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80% secara yoy.
Pertumbuhan ini tidak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan yang berfokus pada low-cost funding dari yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai. LDR (Loan to Deposit Ratio) bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%.
Sedangkan dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97%. Dengan kondisi yang memadai tersebut, BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.
BRI juga mendapati pertumbuhan pada pendapatan non bunga/Fee Based Income (FBI). Tercatat pendapatan FBI tumbuh 6,92% yoy dan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI.
Kinerja FBI tidak lepas oleh topangan kontribusi super apps BRImo. Hingga akhir Maret 2024, BRImo tercatat telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3% secara yoy.
"Dalam 3 bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 1.251 triliun atau tumbuh 41,8% yoy," kata Sunarso.
Tidak hanya itu, keberadaan Agen BRIL ink juga berkontribusi besar terhadap kinerja FBI BRI. Sepanjang Januari-Maret 2024, agen-agen tersebut berhasil mencatatkan 285 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 370 triliun serta menyumbangkan FBI bagi BRI senilai Rp 395 miliar.
Sementara itu, di sisi operasional, BRI mampu meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal ini tercermin pada Cost to Income Ratio (CIR) yang terus membaik. Pada akhir Maret 2024, CIR BRI tercatat 37,43% atau lebih baik dibandingkan CIR pada akhir Maret 2023 yang sebesar 41,83%.
"Penurunan CIR menunjukkan bahwa BRI berhasil mengelola biaya dengan efektif dan efisien dalam men-generate revenue," imbuh Sunarso.
"Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM ," pungkas Sunarso.
(anl/ega)

Sumber : DETIK FINANCE

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru